Senin, 28 Januari 2013

Pratikum Kimia : Mengidentifikasi Asam & Basa Dalam Larutan dan Membuat indikator dari zat warna pada tumbuhan

Mengidentifikasi Asam & Basa Dalam Larutan

A.Tujuan Pratikum
         Untuk mengetahui larutan asam dan basa pada larutan

B.Teori Dasar
          Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan di kelompokkan menjadi menjadi 3 golongan yaitu : larutan asam, basa dan netral. Cara membedakan dan menentukan ketiga golongan tersebut yaitu dengan menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunujukkan warna berbeda dalam larutan asam-basa . misalnya lakmus merah dan biru, warna dari berbagai jenis indikator asam-basa dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral

C.Alat dan Bahan :

   Alat :

  • Plat Tetes
  • Pipet tetes
  • Larutan NaOH
  •  Larutan HCl
   Larutan yang akan diuji :


  •  Air garam
  •  Air soda (sprite)
  • Air laut
  • Air PDAM
  • Air hujan
  • Air gula
  • Air kolam
  • Air kapur
  • Air sirup
  • Air jeruk
  • Cuka
  • Air deterjen
  • Air sawah
  • Air sumur
D.Langkah kerja


  • Masukkan semua larutan yang akan di uji ke dalam plat tetes mengguanakan pipet tetes.
  • Cek masing-masing larutan menggunakan kertas lakmus merah dan biru dengan cara mencelupkan kertas tersebut ke dalam masing-masing larutan
  • Amati perubahan warna yang terjadi.
E.Hasil Pengamatan

No
Larutan yang diuji
Warna lakmus merah
Warna lakmus biru
1
Air garam
Merah
Merah
2
Air soda (sprite)
Merah
Merah
3
Air laut
Merah
Merah
4
Air PDAM
Biru
Merah
5
Air hujan
Merah
Merah
6
Air gula
Biru
Biru
7
Air kolam
Merah
Biru
8
Air kapur
Biru
Biru
9
Air sirup
Merah
Merah
10
Air jeruk
Merah
Merah
11
Cuka
Merah
Merah
12
Air deterjen
Biru
Biru
13
Air sumur
Merah
Biru
14
Air sawah
merah
Biru



F.Kesimpulan :

Larutan bersifat asam : Air soda (sprite),Air sabun,Air PDAM,Air sirup,Air Jeruk,Air cuka
Larutan bersifat Basa : Air kapur,Air deterjen
Larutan bersifat netral : Air Sawah


Membuat indikator dari zat warna pada tumbuhan

A.Tujuan Pratikum
         Membuat indikator alam asam dan basa

B.Teori Dasar
          Indikator asam dan basa adalah zat-zat warna yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat basa. Indikator lakmus misalnya, berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa.
          Berbagai jenis warna yang diperoleh dari tumbuhan juga dapat digunakan sebagai indikator asam-basa, misalnya mahkota bunga ( kembang sepatu warna merah, bogenvil, mawar dan lain-lain) pandan, wortel, kunyit. Zat warna dari dari bahan-bahan tersebut member warna yang berbeda dalam larutan asam dan dalam larutan basa.

C.Alat dan Bahan 

      Alat
  •      Plat Tetes
  •      Pipet Tetes
  •      Larutan NaOH
  •      Larutan HCl
Extrak yang akan diuji :
  •       Ekstrak wortel
  •       Ekstrak daun pandan
  •       Ekstrak kunyit
  •       Ekstrak bunga mawar
  •       Ekstrak bougenvile
  •       Ekstrak kembang sepatu

NO
Ekstrak
Perubahan warna
HCl
NaOH
1
Ekstrak wortel
Hijau pekat
Hijau muda
2
Ekstrak daun pandan
Orange muda
Orange pekat
3
Ekstrak kunyit
Kuning tua
Coklat kehitaman
4
Ekstrak bunga mawar
Merah muda
Hijau lumut
5
Ekstrak bougenvile
Bening
Bening kehijauan
6
Ekstrak kembang sepatu
Bening
Bening kekunigan


D.Kesimpulan :

          Ekstrak kembang sepatu merupakan indikator alami karena perubahan warna sangat kontras

F.Pembahsan
          Berbagai jenis warna yang diperoleh dari tumbuhan juga dapat digunakan sebagai indikator asam-basa, misalnya mahkota bunga ( kembang sepatu warna merah, bogenvil, mawar dan lain-lain) pandan, wortel, kunyit. Zat warna dari dari bahan-bahan tersebut memberi warna yang berbeda dalam larutan asam dan dalam larutan basa.

G.Kesimpulan
          Dari hasil percobaan diatas dapat di peroleh kesimpulan bahwa bahan-bahan alam seperti ekstrak pandan, wortel, kunyit, kembang sepatu merah, bougenvile, dan mawar dapat digunakan sebagai indikator asam-basa dengan memberi warna  yang berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.

Kamis, 03 Januari 2013

Kisah Dosen & Murid

Dosen: "Saya bingung. Banyak Umat Islam di seluruh dunia lebay. Kenapa harus protes dan demo besar-besaran cuma karena tentara amerika menginjak, meludahi dan mengencingi Al-Quran? Wong yang dibakar kan cuma kertas, cuma media tempat Quran ditulis saja kok. Yang Qurannya kan ada di Lauh Mahfuzh. Dasar ndeso. Saya kira banyak muslim yang mesti dicerdaskan."

Meskipun pongah, namun banyak mahasiswa yang setuju dengan pendapat dosen liberal ini. Memang Qur'an kan hakikatnya ada di Lauh Mahfuz.
Tak lama sebuah langkah kaki memecah kesunyian kelas. Sang
mahasiswa kreatif mendekati dosen kemudian mengambil diktat kuliah si dosen, dan membaca sedikit sambil sesekali menatap tajam si dosen.
Kelas makin hening, para mahasiswa tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mahasiswa: "Wah, saya sangat terkesan dengan hasil analisa bapak yg ada disini."ujarnya - sambil membolak balik halaman diktat tersebut.

"Hhuuhhh...."se mua orang di kelas itu lega karena mengira ada yang tidak beres.

Namun Tiba-tiba sang mahasiswa meludahi, menghempaskan dan kemudian menginjak-injak - diktat dosen tersebut. Kelas menjadi heboh. Semua orang kaget, tak terkecuali si dosen liberal.

Dosen: "kamu?! Berani melecehkan saya?! Kamu tahu apa yang kamu lakukan?! Kamu menghina karya ilmiah hasil pemikiran saya?! Lancang kamu ya?!"

Si dosen melayangkan tangannya ke arah kepala sang mahasiswa kreatif, namun ia dengan cekatan menangkis dan menangkap tangan si dosen.

Mahasiswa: "Marah ya pak? Saya kan cuma nginjak kertas pak. Ilmu dan pikiran yang bapak punya kan ada di kepala bapak. Ngapain bapak marah kalau yang saya injak cuma media buku kok. Wong yang saya injak bukan kepala bapak. Kayaknya bapak yang perlu dicerdaskan ya??"

Si dosen merapikan pakaiannya dan segera meninggalkan kelas dengan perasaan malu yang amat sangat. 

Dari cerita diatas kita dapat mengambil hikmah agar dapat saling menghargai setiap agama dan menjdai diri kita pribadi yang tolerir terhadap masing-masing kepercayaan yang sewajarnya memang berbeda :)